Monday, February 9, 2009

Titik cerah.


Sesuai dengan judulnya. mungkin beberapa dari lw dah baca postingan gw yang sebelumnya..

Facebook
Blog
tulisan ini berkaitan, mungkin bisa dibilang sebagai.. 'titik cerah' dari hal yang gw bahas sebelum ini.
So, dari yang telah gw share di post sebelumnya, di situ terdapat gw yang merasa terlalu duniawi, gak bisa lepas dari hal itu. melekat dan sayangnya itu gak terjadi di gw aja, tapi telah menjadi hal umum yang sulit dihindari.

Sebenarnya apakah yang dipikirkan manusia?Simple. masalah.
maslah yang sebagian besar adalah problem dalam diri kita sendiri. bahkan manusia memikirkan orang lain karena hal itu berhubungan dengan dirinya sendiri. Pada dasarnya manusia itu egois, mau menang sendiri, dan memiliki akal budi yang 'corrupt'

Mereka dikuasai oleh pikiran mereka sendiri yang bisa dibilang sempit, takut untuk terbuka pada pikirannya sendiri. Tak jarang mereka akhirnya berkubang dalam konflik. Konflik dengan orang lain, permusuhan, pertikaian, juga konflik dengan diri sendiri, yang kemudian akhirnya terdampar dalam putus asa.. Merasa hidup mereka layu sehingga mengakhiri hidup adalah jalan yang terbaik. mereka takut untuk menyadari dan membuka lebar-lebar, berpikir lebih jauh, berpikir untuk titik cerah dalam hidup mereka.

Titik cerah.

"Aku tahu setiap hari ada saja kebaikan dan keburukan terjadi, tapi bila kita hanya memperdebatkan perbedaan dalam apapun, tanpa berbuat agar dunia ini tetap ada dengan indah. apakah perdebatan itu masih penting?" Rieka Roeslan dari lagu 'Positive of Mind'

Dari judulnya jelas. dari segi duniawinya pun telah diungkapkan. Positive of Mind, positive thinking. itu sangat diperlukan oleh setiap kita. termasuk gw sendiri..

Kemarin gak sengaja gw baca renungan, di situ diungkapkan:
"Think about it: Terang pasti terbit dalam hidup anak-anak Tuhan"

Happy time.
apa maksud dari dua kata itu? memang ada kalanya manusia menghadapi jalan buntu. merasa mereka seakan-akan dikontrol oleh keadaan yang ada disekitar mereka. Kadang-kadang hal tersebut gak mudah untuk dihadapi, bahkan keputusasaan melanda banyak orang, termasuk gw sendiri. Kenapa? Dunia ini semakin hari semakin menawarkan hal-hal yang lebih menarik dan lebih terkesan indah daripada hal-hal yang sebenarnya lebih indah dan lebih baik.

Happy time, dari segi agama gw, bukan hanya itu.. dari segi alam. Hidup terus berputar, ada siang ada malam, tak mungkin roda yang tidak berputar dapat mengantar kita ke tempat tujuan. Kehidupan harus terus berputar, ada kalanya di atas, ada kalanya juga dibawah. Intinya, kita harus memikirkan dua kata di atas, happy time. apalagi kalo menurut kepercayaan gw bersama Tuhanku Tuhan Yesus tiada yang mustahil. happy time pasti ada saatnya, pasti ada masanya.

Oleh sebab itu, positive of mind itu kata kuncinya. Fikiran positif yang ada akan membuat kita menjauhi hal-hal yang negatif, of course. Positif itu kebalikan dari negatif. Positive of mind dalam hal apa?

Positive of mind dalam hal apapun. terutama berpikiran positif terhadap kehidupan yang menanti kita setelah kehidupan sementara ini. Kehidupan yang pastinya jauh lebih baik dan sempurna dibandingkan hal-hal duniawi. Langit di dunia memang indah, pemandangan yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tapi pastinya semua itu kalah dengan yang menanti kita di kehidupan berikutnya.

Pikiran positif bahwa kita bisa berbuat lebih dari orang lain. Pikiran positif untuk jadi optimis. terlepas dari apapun hidup kita adalah di tangan kita sendiri. sebenarnya kontrol hidup kita ada pada free will kita sendiri. Memang tidak mudah untuk berpikiran positif, itulah tantangannya. Hal yang baik dan indah pastinya perlu digapai dengan penuh tantangan.

So, tidak ada yang mustahil. 'We can make it if we try' , betul kalo kita berpikiran positif dan tentunya, gak lepas dari bimbingan sang pencipta, sang Tuhan Yesus.

Let's have the positive of mind!

JAILU

Merasa terlalu duniawi..

Godaan dunia begitu kuat, bagaikan udara.
Tak bisa lepas darinya, kecuali hidup terasing di tempat lain yang jauh dari peradaban.

Gila, apalagi tinggal di kota. rasanya ini itu harus terlalu dunia n bertentangan dengan 'rohaniah' or notabene kita sebut dosa.

Dosa? apakah harus selalu disebut dosa? kadang-kadang kita didesak untuk melakukannya oleh keinginan daging yang masih melekat. Haruskah kita melepas kehidupan daging kita untuk bersih dari dosa? memang lelah terus memperdebatkan ini.

tak ada habisnya manusia mengingini sesuatu, berkelut dan bersusah dalam kehidupan. zaman, membuat kita lebih merasa tidak aman. merasa dikucilkan dari kehidupan walaupun dikelilingi banyak teman dan keluarga.

Bayangin coba.. gw orang yang punya Tuhan, tapi gw bergelut dalam kebodohan n kehidupan gw sendiri. manusia tuh egois, gak ada miripnya ama Tuhan, kalo mau disamain dengan Image of God. So? Buat apa kita diciptakan? Persentasi manusia yang masuk surga gw yakin sangat terbatas kalo sesuai dengan yang tertulis di Kitab Suci n dikaitkan dengan keadaan sekarang. (no debate on this paragraph) Gak usah ngomongin kita deh.. gw aja terlalu duniawi dan terlalu egois untuk ukuran normalnya. justru gw menyadari dan bingung sendiri mikirin hal itu.

Kadang2 freewill kita pengen minta Tuhan ambil aja kalo bisa.. sayangnya gak,. :(

Sekarang mayoritas penduduk dunia beragamakan Ateis. di dunia mereka tidak ada lagi Tuhan.. Hal itu memang lebih bahaya, cos mereka gak tau anything diluar dari dunia ini. emang itu bahaya, gw gak bakalan kuat hidup jadi ateis, gak ada tujuan.. hidup n mati.. itu aja.

Tapi kenapa terlalu sulit rasanya hidup punya agama? Mungkin kehidupan terisolasi lebih baik? semua itu rasanya berkutat dan gak bisa lepas dari kehidupan setiap orang.. ya setiap orang. manusia punya akal budi, punya free will..
Even God can help us, can lead us to better way, coba dipikir.. sesuatu yang duniawi itu adanya DI DEPAN kita, DI HADAPAN kita sendiri, so, coba bayangkan kalo kita laper, pastinya kita mau makan, kalo kita suka. pasti jadi pengen. ya gak? itulah yang menjadi problema hidup. gak ada habisnya diperdebatkan.


Tidak Adil!
Memang kehidupan tidak adil, tidak pernah adil!
tidak pernah..

to be continued with the solution. maybe we'll find it or not. who knows?